Sebetulnya
unsur pendidikan itu adalah semua orang, tetapi banyak orang yang kurang
menyadari. Pemerintah, wakil rakyat bahkan aparat pun merupakan unsur
pendidikan serta yang lainnya, semoga semuanya membaca ulasan penulis di hari
sebelumnya dan mau memperhatikan pendidikan. Dari semua ulasan penulis jelas
peran utama pendidikan adalah individu, yang ke dua adalah orang tua (keluarga),
yang ke tiga masyarakat dan yang ke empat adalah pendidik. Dari ke empat peran
tersebut disarankan agar dapat menciptakan lingkungan yang kondosif.
Maka
sudah jelas, yang harus diperhatikan dulu adalah individu, mulai dari gizi
sampai pendidikannya tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari pentingnya
gizi (kenapa ya!). Yang kedua keluarga, banyak kedua orang tua yang tidak
peduli pendidikan, hanya kerja saja (mengapa ya!) maka sadarlah bahwah
pendidikan ini yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Yang ketiga
masyarakat, banyak juga yang kurang peduli akan pendidikan (bagaimana ya!).
Yang ke empat pendidik, ada yang bilang “sudah gag jaman sekarang pengabdian
itu”(kalau bukan pengapdian berarti apa kerja ya!). yang terakhir lingkungan
yang kondusif, tapi kenyataannya (lihat sendiri lah!)
Dari
ulasan tersebut penulis memiliki dua jawaban, ada yang tidak ngerti/tidak mau
dan ada yang tidak mampu sehingga berpedoman “Jer Basuki Mawa Bea” (untuk
mencapai kelayakaan maka diperlukan biaya) kurang lebih demikian artinya,
maksudnya untuk menciptakan semua itu diperlukan biaya. Nah ini membutuhkan
peran unsur pendidikan terutama pemerintah, mereka yang tidak ngerti dan tidak
mau, membutuhkan penyuluhan (saat ini penyuluhan kok sangat minim!). Bagi
mereka yang hanya memikirkan uang/materi (tidak mampu), maka tugas pemerintah menciptakan
lapangan kerja dan buat masyarakat ini sejahtera, maka akan tercipta lingkungan
yang kondusif bagi pendidikan, sehingga salah satu orang tua (Ibu)
berkesempatan merawat dan membimbing anaknya (tidak sibuk bekerja).
Masalah
mutu pegawai, kalau penulis cermati itu hasil dari KKN, yang bodoh tapi punya duwit
atau keluarga bisa jadi pegawai, sedang yang pandai gag punya duwit atau
keluarga gag bisa jadi pegawai atau karena pinter beranggapan buat apa duwit
untuk jadi pegawai lebih enak buat modal usaha, “Nahh mangkanya pegawainya yang
…! Sampai saat ini penulis masih saja mendengar kalau mau jadi aparat/pegawai
……juta rupiah, walaupun sulit/enggan penulis untuk telusurinya nah ini tugas
pemerintah sama aparat, ya gag tahu kalau oknum pemeritahan dan aparatnya bekas
KKN pasti ya …. Ya gag bisa ha ha ha ha la wong………! Nah kalau bisa berhasil tuntaskan
KKN rekrut Capek-Capek dari orang-orang yang pandai gag dari yang pintar ngakali
lho, kemudian pensiun aja pegawai yang bodoh, apa lagi yang korupsi pecat sita
hartanya dan hukum seumur hidup. Tapi penulis sarankan hati-hati kalau
memensiunkan pegawai, sebab pada umumnya banyak pegawai yang pandai minta pensiun
he he he….
Tentang
masalah pendapat/gagasan seperti penyuluhan dan simulasi P4, walau itu gagasan
orde baru kalau memang bermafaat marilah kita hargai kita jalankan. Bandingkan
dan lihat hasilnya bagaimana kepribadian bangsa ini di era penyuluhan P4 dengan
sekarang (bukan gemprang-gemprong karakter mana buktinya?). Sedangkan
untuk penyuluhan pada masyarakat tolong ditingkatkan terutama tentang makanan dan
pentingnya gizi serta banyak beredarnya makanan instan / tidak
sehat/tidak seimbang bahkan meracuni. Tingkatkan pula penyuluhan akan pentingnya
pendidikan, terutama bagi anak dan bangsa ini.
Gitu
aja suratku semoga bisa nyampek dan dibaca, lebih-lebih kalau saranku diterima
Amin, untuk kemajuan pendidikan di negeri ini dan meningkatkan taraf
kepribadian dan taraf hidup bangsa ini. Manusia tak luput dari salah oleh
karena itu penulis mohon maaf! Sampai ketemu di lain topik.
1 komentar:
Untuk Unsur Pendidikan
Posting Komentar