Rabu, 13 Februari 2013

SURAT BUAT UNSUR PENDIDIKAN


Sebetulnya unsur pendidikan itu adalah semua orang, tetapi banyak orang yang kurang menyadari. Pemerintah, wakil rakyat bahkan aparat pun merupakan unsur pendidikan serta yang lainnya, semoga semuanya membaca ulasan penulis di hari sebelumnya dan mau memperhatikan pendidikan. Dari semua ulasan penulis jelas peran utama pendidikan adalah individu, yang ke dua adalah orang tua (keluarga), yang ke tiga masyarakat dan yang ke empat adalah pendidik. Dari ke empat peran tersebut disarankan agar dapat menciptakan lingkungan yang kondosif.
Maka sudah jelas, yang harus diperhatikan dulu adalah individu, mulai dari gizi sampai pendidikannya tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari pentingnya gizi (kenapa ya!). Yang kedua keluarga, banyak kedua orang tua yang tidak peduli pendidikan, hanya kerja saja (mengapa ya!) maka sadarlah bahwah pendidikan ini yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Yang ketiga masyarakat, banyak juga yang kurang peduli akan pendidikan (bagaimana ya!). Yang ke empat pendidik, ada yang bilang “sudah gag jaman sekarang pengabdian itu”(kalau bukan pengapdian berarti apa kerja ya!). yang terakhir lingkungan yang kondusif, tapi kenyataannya (lihat sendiri lah!)
Dari ulasan tersebut penulis memiliki dua jawaban, ada yang tidak ngerti/tidak mau dan ada yang tidak mampu sehingga berpedoman “Jer Basuki Mawa Bea” (untuk mencapai kelayakaan maka diperlukan biaya) kurang lebih demikian artinya, maksudnya untuk menciptakan semua itu diperlukan biaya. Nah ini membutuhkan peran unsur pendidikan terutama pemerintah, mereka yang tidak ngerti dan tidak mau, membutuhkan penyuluhan (saat ini penyuluhan kok sangat minim!). Bagi mereka yang hanya memikirkan uang/materi (tidak mampu), maka tugas pemerintah menciptakan lapangan kerja dan buat masyarakat ini sejahtera, maka akan tercipta lingkungan yang kondusif bagi pendidikan, sehingga salah satu orang tua (Ibu) berkesempatan merawat dan membimbing anaknya (tidak sibuk bekerja).
Masalah mutu pegawai, kalau penulis cermati itu hasil dari KKN, yang bodoh tapi punya duwit atau keluarga bisa jadi pegawai, sedang yang pandai gag punya duwit atau keluarga gag bisa jadi pegawai atau karena pinter beranggapan buat apa duwit untuk jadi pegawai lebih enak buat modal usaha, “Nahh mangkanya pegawainya yang …! Sampai saat ini penulis masih saja mendengar kalau mau jadi aparat/pegawai ……juta rupiah, walaupun sulit/enggan penulis untuk telusurinya nah ini tugas pemerintah sama aparat, ya gag tahu kalau oknum pemeritahan dan aparatnya bekas KKN pasti ya …. Ya gag bisa ha ha ha ha la wong………! Nah kalau bisa berhasil tuntaskan KKN rekrut Capek-Capek dari orang-orang yang pandai gag dari yang pintar ngakali lho, kemudian pensiun aja pegawai yang bodoh, apa lagi yang korupsi pecat sita hartanya dan hukum seumur hidup. Tapi penulis sarankan hati-hati kalau memensiunkan pegawai, sebab pada umumnya banyak pegawai yang pandai minta pensiun he he he….
Tentang masalah pendapat/gagasan seperti penyuluhan dan simulasi P4, walau itu gagasan orde baru kalau memang bermafaat marilah kita hargai kita jalankan. Bandingkan dan lihat hasilnya bagaimana kepribadian bangsa ini di era penyuluhan P4 dengan sekarang (bukan gemprang-gemprong karakter mana buktinya?). Sedangkan untuk penyuluhan pada masyarakat tolong ditingkatkan terutama tentang makanan dan pentingnya gizi serta banyak beredarnya makanan instan / tidak sehat/tidak seimbang bahkan meracuni. Tingkatkan pula penyuluhan akan pentingnya pendidikan, terutama bagi anak dan bangsa ini.
Gitu aja suratku semoga bisa nyampek dan dibaca, lebih-lebih kalau saranku diterima Amin, untuk kemajuan pendidikan di negeri ini dan meningkatkan taraf kepribadian dan taraf hidup bangsa ini. Manusia tak luput dari salah oleh karena itu penulis mohon maaf! Sampai ketemu di lain topik.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Untuk Unsur Pendidikan