Jumat, 08 Februari 2013

Pendidikan dari Kacamata Penulis


Sebelomnya saya mohon maaf sebagaimana dalam laman yang lalu kosong, mohon disadari bahwa saya masih dalam tahap belajar.
Dari pandangan kacamata penulis, saat ini pendidikan di Indonesia terlihat merosot dibanding di masa lalu terutama dibidang kepribadian hasil lulusan. Dari sepengetahuan penulis melalui pengamatan di beberapa tempat, hal tersebut diakibatkan dari beberapa hal :
a.       Pengaruh lingkungan dan iptek yang semakin bebas untuk diakses.
b.      Kurangnya penanaman kepribadian (iman) setiap individual yang disebabkan sibuknya orang tua, terutama ibu rumah tangga dengan urusannya (banyak ibu-ibu yang bekerja mencari nafkah), kurang disipilnya beberapa guru dalam membimbing siswa (tidak semua guru)
c.       Kurang adanya peran pemerintah dalam mensosialisasikan masalah pendidikan terutama pendidikan karakter (kepribadian/iman)
Hal tersebut berdasarkan pengetahuan penulis dalam melakukan pengamatan di berbagai tempat, diantaranya lingkungan yang kurang mebimbing dalam kebebasan individu dalam bermain (game) dan dalam mengakses internet terutama di warnet-warnet sebagaimana terlihat tanpa adanya control ataupun bimbingan orang yang lebih dewasa/berpengalaman lebih-lebih orang tua.
Penanam kepribadian/iman dalam keluarga sangat minim sekali hal ini terlihat jelas banyaknya anak yang tidak belajar bahkan tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal tersebut juga terlihat banyaknya para bapak dan ibu rumah tangga yang bekerja mencari nafkah (berangkat pagi pulang sore , hampir tidak ada waktu untuk keluarga) hinga di daerah perkotaan dialihkan pada les/bimbel yang kurang memperhatikan iman.
Kurang adanya peran pemerintah, hal ini terlihat banyak guru yang mengajar sambil mengerjakan administrasi kelas bahkan ada yang di tinggal belanja, atasan berulang-ulang memberikan tegoran, perbaikan, pembinaan dan lai-lain hasilnya sedikit sekali. Selain itu pemerintah tidak pernah menghiraukan pentingnya penyuluhan pembinaan pada masyarakat sehingga banyak masyarakat yang kurang peduli akan pentingnya pendidikan, tidak seperti dulu penyuluhan berjalan rutin baik karangtaruna, PKK bahkan simulasi P4 dan hamper disemua bidang. Yang aneh lagi pendidikan karakter ini pernah dibahas ditingkat propinsi, mereka-mereka tidak mau mengakui keberhasilan penyuluhan tersebut bahkan ada yang mengecam hal tersebut merupakan tinggalan orde baru sungguh tragis saya dengar dan saya lihat dengan telinga dan mata sendiri.
       Demikian ulasan saya akan berlanjut dalam pembahasan di halaman berikutnya.

Tidak ada komentar: